Minggu, 22 Agustus 2010

Sukun


SUKUN

Tanaman sukun memiliki batang berkayu lunak yang tingginya mencapai 20 m. hamper semua bagian tanaman bergetah . Ukuran daun lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Bunga Bunga sukun berkelamin tunggal ,tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga. Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.


Tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun. Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh tanaman sukun. Derajat keasaman tanah seldtar 6-7. Tanaman sukun relatif toleran terhadap pH rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah.

Umur produksinya adalah sekitar 4 tahun, tergantung dari lingkungan dan tingkat kesuburan tanah. Sukun merupakan tanaman yang berbuah sepanjang tahun , namun musim panen terbesar biasanya pada bulan Januari-Maret . Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, dibuat tepung dan keripik, serta dapat dibuat tape melalui fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu bakar. Bunga jantan tanaman sukun yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau daun keluwih dapat digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).

Tanaman sukun diperbanyak dengan setek akar atau cangkok. Walaupun tanaman dapat diperbanyak dengan okulasi atau sambung pucuk, tetapi cara ini tidak dianjurkan karena persentase keberhasilannya rendah dan relatif lama. Akar samping pohon sukun ditarik ke atas, lalu dipotong sepanjang 20-30 cm, kemudian disemaikan untuk bibit. Pada akar yang tampak di permukaan tanah sering tumbuh tunas. Tunas ini dapat dipotong beserta akar induknya untuk dijadikan bibit. Budi daya tanaman Bibit sukun yang .telah mencapai tinggi kurang lebih 70 cm dapat ditanam di kebun. Ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm x 30 cm. Setiap lubang diberi 10 kg pupuk kandang yang telah matang. Sebaiknya bibit muda dilindungi dulu dengan daun kelapa atau daun lainnya untuk mencegah sengatan sinar matahari dan diberi air yang cukup bila musim kemarau.

Pupuk buatan berupa NPK (16:16:16) diberikan tiga bulan sekali sebanyak 30-1000 g per pohon per tahun sesuai dengan umur tanaman dan di benamkan di sekeliling tanaman.. Setelah tanaman berbuah, pemupukan cukup diberikan 1-2 kali pertahun sebelum berbunga dan sesudah panen .

Penyakit yang sering menyerang tanaman sukun adalah mati pucuk (Fusarium sp.), busuk buah lunak (Phytophthora palmivora), dan busuk tangkai buah (Rhizopus sp.). Namun, penyakit ini belum merupakan ancaman serius. Hama utama yang menyerang tanaman sukun adalah penggerek batang (Xyleberus sp.) dan lalat buah (Dacus dorsalis sp.). Lubang gerekan pada batang disumbat rapat dengan aspal atau batangnya disiram dengan larutan insektisida sistemik dapat mengatasi serangan. Hama penggerek ini dapat mematikan pohon. Oleh karena itu, bila ada serangan harus cepat diberantas..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar